Rabu, 09 Maret 2016

kesehatan mental


Dalam perkembangan zaman sekarang ini, manusia dituntut untuk dapat menyesuaikan diri sesuai dengan perubahan dan perkembangan di sekitarnya. Dalam kondisi yang selalu berubah – ubah manusia mau tidak mau harus terus mengembangkan dirinya entah dalam pengetahuan, kemampuan, dan kinerja untuk tetap eksis dalam hidup. Ditambah permasalahan disekitar yang semakin kompleks dan tidak menentu. Persaingan yang semakin ketat, lahan pekerjaan yang menipis, perekonomian tidak stabil, kesejahteraan hidup yang minim, lingkungan yang tidak kondusif membuat semua orang seakan tidak memiliki kehidupan yang pasti akan hari esok. Hal ini seringkali menjadi masalah ketika individu tidak dapat mengikuti arus yang terjadi. Maka tak heran isu tentang kesehatan mental mulai berkembang pada abad ini sebagai sesuatu yang penting.

Dalam hidup, kita memiliki masa-masa dimana kita merasa tertekan, sedih, atau takut. Seringkali perasaan itu hilang sejalan dengan selesainya permasalahan yang kita hadapi. Namun terkadang perasaan itu berkembang menjadi masalah yang lebih serius. Hal itu bisa terjadi pada salah satu dari kita.  Setiap individu memiliki cara yang berbeda dalam mengatasi setiap masalah yang dihadapinya. Ada yang bisa bangkit kembali dari kemunduran sementara ada orang lain yang mungkin merasa terbebani oleh itu untuk waktu yang lama. Kesehatan mental yang kita miliki tidak selalu sama. Dapat berubah karena adanya perubahan lingkungan serta kita yang terus bergerak melewati tahapan kehidupan yang berbeda. Dengan adanya perubahan tersebut, maka kita diharapkan mampu untuk tetap menjaga agar memiliki kesehatan mental yang baik. 

Istilah Kesehatan Mental sebenarnya sudah ada sejak lama berkembang namun di Indonesia, khususnya masyarakat kita belum memberikan perhatian yang serius terhadap  masalah kesehatan mental. Banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi diantaranya taraf pendidikan, budaya, status sosial ekonomi yang beragam menyebabkan kurangnya kepekaan masyarakat terhadap kesehatan mental.

Definisi secara umum

Istilah kesehatan mental diambil dari konsep mental hygiene, kata mental berasal dari bahasa Yunani yang berarti Kejiwaan. Kata mental memilki persamaan makna dengan kata Psyhe yang berasal dari bahasa Latin yang berarti Psikis atau Jiwa, jadi dapat diambil kesimpulan bahwa mental hygiene berarti mental yang sehat atau kesehatan mental. Dalam arti sempit, kesehatan mental adalah terhindarnya orang dari gejala  gejala gangguan jiwa (neurosis)dan dari gejala – gejala penyakit jiwa (psikosis). Pengertian pertama menunjuk pada gejala – gejala sering cemas, tanpa diketahui sebabnya, malas, tidak bergairah, lesu, dan sebagainya sedangkan pengertian kedua merujuk kepada orang yang pandangannya jauh berbeda dari orang pada umumnya, jauh dari realitas , yang dalam istilah sehari – hari kita kenal “miring” gila, tidak waras, dan sebagainya (Zakiah Derajat,1990). Sedangkan dalam pengertian luas dan bersifat umum, kesehatan mental adalah kemampuan untuk mneyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain, masyarakat, dan lingkungan dimana ia hidup.berdasarkan pengertian yang kedua ini, orang sehat mentalnya ialah orang yang dapat menguasai segala faktor dalam hidupnya, sehingga dapat menghindarkan tekanan – tekanan perasaan atau hal – hal yang membawa pada frustasi

Undang – undang kesehatan no.36 tahun 2009 memberikan batasan yaitu kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental,spiritual, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi  hidup yang dialami, peran sosial dan pencapaian-pencapaian sosialnya. Batasan yang diangkat dari batasan kesehatan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) paling baru ini memang lebih luas dan dinamis dibandingkan dengan batasan sebelumnya yang mengatakan bahwa kesehatan sebagai suatu kondisi perasaan yang sempurna, baik secara fisik, mental/kejiwaan, maupun lingkungan sosial, dan tidak hanya ungkapan yang menunjukan kondisi terbebasnya seseorang dari penyakit atau gangguan kesehatan lainnya. Pada batasan terdahulu kesehatan itu hanya mencakup 3 aspek yakni: fisik, mental, dan sosial, tetapi menurut Undang – undang no.23/1992, disempurnakan dengan UU no.36 tahun 2009, kemudoan kesehatan itu mencakup lima aspek akni fisik, mental, sosial, spiritual, dan ekonomi. 

Definisi WHO sebelumnya tidak pelak menuai banyak kritik dari berbagai pakar disebabkan rumusannya yang dinilai terlalu ideal dan normatif. Hanya saja, terlepas dari berbagai pro dan kontra, yang jelas definisi ini tetap dipandang sebagai sebuah kerangka berpikir yang menunjukan kecendrungan umum para pakar medis dan psikologi dalam mendefinisikan atau menetapkan makna yang terkandung dalam istilah “kesehatan”.

Pada perkembangannya, dapat ditemukan cukup banyak definisi tentang “sehat” yang secara umum berpedoman kepada definisi versi WHO tersebut. Contohnya, Hurrelmann (1995) yang berpendapat bahwa kesehatan merupakan ungkapan yang menunjukan kondisi perasaan tertentu pada seseorang, baik yang bersifat subjektif maupun objektif. Artinya, kondisi sehat akan dapat dilihat pada diri seseorang ketika area (lapangan) perkembangan fisik, mental, dan lingkungannya sejalan dengan berbagai proyeksi, potensi dan bakat yang ada semaksimal mungkin dan membawa kepada kebahagiaan bersama serta mencapai keharmonisan jiwa dalam hidup.

Dalam kesehatan mental seseorang dapat diukur sehat atau tidaknya dapat dilihat dari beberapa dimensi. Berikut merupakan konsep sehat dengan dimensi
ü  Kecerdasan Emosi
dimensi yang melihat dari bagaimana reaksi emosinya seperti menangis, sedih, bahagia, depresi, optimis. Kesehatan Emosional/Afektif dilihat dari kemampuan mengenal emosi dan mengekspresikan emosi tersebut secara tepat.
Individu dikatakan sehat apabila dapat menyalurkan emosinya dengan baik, mengenali dirinya, dan menggunakan emosi tersebut secara tepat. Pengendalian diri merupakan faktor yang penting dalam mengolah emosi ini. Mengenali dan memahami diri sendiri sangat perlu dilakukan untuk dapat mengolah emosi kita
ü  Dimensi Intelektual
dimensi yang melihat bagaimana seseorang berfikir dilihat dari wawasannya, pemahamannya, alasannya, logika dan pertimbangnnya. Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran. Fungsi dimensi intelektual adalah mampu memetakan kebenaran dan kesalahan secara sistematik berdasarkan bukti – bukti rill mengikuti hukum kausalitas yang bersifat ilmiah
ü  Dimensi Sosial
dimensi yang melihat dari tingkah laku manusia dalam kelompok sosial, keluarga dan sesama lainnya serta penerimaan norma sosial dan pengendalian tingkah laku. Kesehatan Sosial dapat dilihat dari kemampuan untuk membuat dan mempertahankan hubungan dengan orang lain, perilaku kehidupan dalam masyarakat. Kesehatan sosial dapat dilihat juga dari kemampuan untuk memelihara dan memajukan kehidupan pribadi dan keluarganya sehingga memungkinkan bekerja, beristirahat dan menikmati hiburan pada waktunya (UU No 9 pasal 3). Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku, agama atau kepercayan, status sosial,ekonomi, politik, dan sebagainya, serta saling toleran dan menghargai. Dalam arti yang lebih hakiki, kesejahteraan sosial adalah suasana kehidupan berupa perasaan aman damai dan sejahtera, cukup pangan, sandang dan papan. Dalam kehidupan masyarakat yang sejahtera, masyarakat hidup tertib dan selalu menghargai kepentingan orang lain serta masyarakat umum.
ü  Dimensi Fisik
dimensi yang dapat ditelaah secara langsung atau memiliki dimensi yang paling nyata, dan aspek yang paling mudah untuk diamati secara langsung. Kesehatan fisik dapat dilihat dari kemampuan mekanistik dari tubuh. Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan. Sehat jasmani merupakan komponen penting dalam arti sehat seutuhnya, berupa sosok manusia yang berpenampilan kulit bersih, mata bersinar, rambut tersisir rapi, berpakaian rapi, berotot, tidak gemuk, nafas tidak bau, selera makan baik, tidur nyenyak, gesit dan seluruh fungsi fisiologi tubuh berjalan normal.
ü  Dimensi Spiritual
Dilihat dari kepercayaan dan praktek keagamaan. Kesehatan spiritual dapat dilihat dari kemampuan seseorang dalam mencapai kedamaian hati.  Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fana ini, yakni Tuhan Yang Maha Kuasa misalnya dilihat dari praktik keagamaan seseorang. Dengan perkataan lain, sehat spiritual adalah keadaan dimana seseorang menjalankan ibadah dan semua aturan-aturan agama yang dianutnya. Dalam masyarakat kita yang kental akan unsur spiritual , kesehatan mental dari sisi spiritual merupakan sesuatu yang sangat penting. Dimensi spiritual juga erat kaitannya dengan kecerdasan peyeimbang, ia berkaitan dengan gerak jiwa secara menyeluruh. Fungsi dimensi spirtual ini adalah sebagai mediator bagi kecerdasan intelektual dan emosional. Dengan kata lain, saat terjadi pertentangan pandangan antara keduanya, dimensi spiritual mengakomodasi pandangan yang berbeda tersebut.


Daftar Pustaka
·         Yustinus Semiun. OFM. 2006. Kesehatan Mental. Yogyakarta : Kanisius
·         Siswanto. S. Psi. Msi. 2007. Kesehatan Mental,Konsep,Cakupan dan Perkembangan. Yogyakarta : Andi.