Dalam
perkembangan zaman sekarang ini, manusia dituntut untuk dapat menyesuaikan diri
sesuai dengan perubahan dan perkembangan di sekitarnya. Dalam kondisi yang
selalu berubah – ubah manusia mau tidak mau harus terus mengembangkan dirinya
entah dalam pengetahuan, kemampuan, dan kinerja untuk tetap eksis dalam hidup. Ditambah
permasalahan disekitar yang semakin kompleks dan tidak menentu. Persaingan yang
semakin ketat, lahan pekerjaan yang menipis, perekonomian tidak stabil,
kesejahteraan hidup yang minim, lingkungan yang tidak kondusif membuat semua
orang seakan tidak memiliki kehidupan yang pasti akan hari esok. Hal ini
seringkali menjadi masalah ketika individu tidak dapat mengikuti arus yang
terjadi. Maka tak heran isu tentang kesehatan mental mulai berkembang pada abad
ini sebagai sesuatu yang penting.
Dalam hidup, kita memiliki masa-masa dimana kita
merasa tertekan, sedih, atau takut. Seringkali perasaan itu hilang sejalan
dengan selesainya permasalahan yang kita hadapi. Namun terkadang perasaan
itu berkembang menjadi masalah yang lebih serius. Hal itu bisa terjadi
pada salah satu dari kita. Setiap individu memiliki cara yang berbeda
dalam mengatasi setiap masalah yang dihadapinya. Ada yang bisa bangkit
kembali dari kemunduran sementara ada orang lain yang mungkin merasa
terbebani oleh itu untuk waktu yang lama. Kesehatan mental yang kita miliki
tidak selalu sama. Dapat berubah karena adanya perubahan lingkungan serta
kita yang terus bergerak melewati tahapan kehidupan yang berbeda. Dengan
adanya perubahan tersebut, maka kita diharapkan mampu untuk tetap menjaga
agar memiliki kesehatan mental yang baik.
Istilah
Kesehatan Mental sebenarnya
sudah ada sejak lama berkembang namun di Indonesia, khususnya masyarakat kita
belum memberikan perhatian yang serius terhadap
masalah kesehatan mental. Banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut
terjadi diantaranya taraf pendidikan, budaya, status sosial ekonomi yang
beragam menyebabkan kurangnya kepekaan masyarakat terhadap kesehatan mental.
Definisi
secara umum
Istilah
kesehatan mental diambil dari konsep mental hygiene,
kata mental berasal dari bahasa Yunani
yang berarti Kejiwaan. Kata mental memilki persamaan makna dengan kata Psyhe yang berasal dari bahasa Latin yang berarti Psikis atau Jiwa, jadi dapat diambil kesimpulan bahwa mental hygiene berarti mental yang sehat atau
kesehatan mental. Dalam arti sempit, kesehatan mental adalah terhindarnya orang
dari gejala gejala gangguan jiwa
(neurosis)dan dari gejala – gejala penyakit jiwa (psikosis). Pengertian pertama
menunjuk pada gejala – gejala sering cemas, tanpa diketahui sebabnya, malas,
tidak bergairah, lesu, dan sebagainya sedangkan pengertian kedua merujuk kepada
orang yang pandangannya jauh berbeda dari orang pada umumnya, jauh dari
realitas , yang dalam istilah sehari – hari kita kenal “miring” gila, tidak
waras, dan sebagainya (Zakiah Derajat,1990). Sedangkan dalam pengertian luas
dan bersifat umum, kesehatan mental adalah kemampuan untuk mneyesuaikan diri
dengan diri sendiri, orang lain, masyarakat, dan lingkungan dimana ia hidup.berdasarkan
pengertian yang kedua ini, orang sehat mentalnya ialah orang yang dapat menguasai
segala faktor dalam hidupnya, sehingga dapat menghindarkan tekanan – tekanan perasaan
atau hal – hal yang membawa pada frustasi
Undang
– undang kesehatan no.36 tahun 2009 memberikan batasan yaitu kesehatan adalah
keadaan sehat baik secara fisik, mental,spiritual, maupun sosial yang memungkinkan
setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi hidup yang dialami, peran sosial dan pencapaian-pencapaian
sosialnya. Batasan yang diangkat dari batasan kesehatan menurut Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) paling baru ini memang lebih luas dan dinamis
dibandingkan dengan batasan sebelumnya yang mengatakan bahwa kesehatan sebagai
suatu kondisi perasaan yang sempurna, baik secara fisik, mental/kejiwaan,
maupun lingkungan sosial, dan tidak hanya ungkapan yang menunjukan kondisi
terbebasnya seseorang dari penyakit atau gangguan kesehatan lainnya. Pada
batasan terdahulu kesehatan itu hanya mencakup 3 aspek yakni: fisik, mental,
dan sosial, tetapi menurut Undang – undang no.23/1992, disempurnakan dengan UU
no.36 tahun 2009, kemudoan kesehatan itu mencakup lima aspek akni fisik,
mental, sosial, spiritual, dan ekonomi.
Definisi
WHO sebelumnya tidak pelak menuai banyak kritik dari berbagai pakar disebabkan
rumusannya yang dinilai terlalu ideal dan normatif. Hanya saja, terlepas dari
berbagai pro dan kontra, yang jelas definisi ini tetap dipandang sebagai sebuah
kerangka berpikir yang menunjukan kecendrungan umum para pakar medis dan
psikologi dalam mendefinisikan atau menetapkan makna yang terkandung dalam
istilah “kesehatan”.
Pada
perkembangannya, dapat ditemukan cukup banyak definisi tentang “sehat” yang secara
umum berpedoman kepada definisi versi WHO tersebut. Contohnya, Hurrelmann
(1995) yang berpendapat bahwa kesehatan merupakan ungkapan yang menunjukan
kondisi perasaan tertentu pada seseorang, baik yang bersifat subjektif maupun
objektif. Artinya, kondisi sehat akan dapat dilihat pada diri seseorang ketika
area (lapangan) perkembangan fisik, mental, dan lingkungannya sejalan dengan berbagai
proyeksi, potensi dan bakat yang ada semaksimal mungkin dan membawa kepada
kebahagiaan bersama serta mencapai keharmonisan jiwa dalam hidup.
Dalam kesehatan mental seseorang
dapat diukur sehat atau tidaknya dapat dilihat dari beberapa dimensi. Berikut
merupakan konsep sehat dengan dimensi
ü Kecerdasan
Emosi
dimensi yang melihat dari bagaimana
reaksi emosinya seperti menangis, sedih, bahagia, depresi, optimis.
Kesehatan Emosional/Afektif dilihat dari kemampuan mengenal emosi dan
mengekspresikan emosi tersebut secara tepat.
Individu dikatakan
sehat apabila dapat menyalurkan emosinya dengan baik, mengenali dirinya, dan
menggunakan emosi tersebut secara tepat. Pengendalian diri merupakan faktor
yang penting dalam mengolah emosi ini. Mengenali dan memahami diri sendiri
sangat perlu dilakukan untuk dapat mengolah emosi kita
ü Dimensi
Intelektual
dimensi
yang melihat bagaimana seseorang berfikir dilihat dari wawasannya,
pemahamannya, alasannya, logika dan pertimbangnnya. Pikiran
sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran. Fungsi dimensi
intelektual adalah mampu memetakan kebenaran dan kesalahan secara sistematik
berdasarkan bukti – bukti rill mengikuti hukum kausalitas yang bersifat ilmiah
ü Dimensi
Sosial
dimensi yang melihat dari tingkah
laku manusia dalam kelompok sosial, keluarga
dan sesama lainnya serta penerimaan norma sosial dan pengendalian tingkah laku. Kesehatan Sosial dapat dilihat dari
kemampuan untuk membuat dan mempertahankan hubungan dengan orang lain, perilaku
kehidupan dalam masyarakat. Kesehatan sosial dapat dilihat juga dari kemampuan
untuk memelihara dan memajukan kehidupan pribadi dan keluarganya sehingga
memungkinkan bekerja, beristirahat dan menikmati hiburan pada waktunya (UU No 9
pasal 3). Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan
dengan orang lain atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras,
suku, agama atau
kepercayan, status sosial,ekonomi, politik, dan
sebagainya, serta saling toleran dan menghargai. Dalam arti yang lebih hakiki,
kesejahteraan sosial adalah suasana kehidupan berupa perasaan aman damai dan
sejahtera, cukup pangan, sandang dan papan. Dalam kehidupan masyarakat yang
sejahtera, masyarakat hidup tertib dan selalu menghargai kepentingan orang lain
serta masyarakat umum.
ü Dimensi
Fisik
dimensi yang dapat ditelaah secara langsung atau memiliki dimensi
yang paling nyata, dan aspek yang paling mudah untuk diamati secara langsung.
Kesehatan fisik dapat dilihat dari kemampuan
mekanistik dari tubuh. Kesehatan fisik terwujud apabila
sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau tidak adanya keluhan dan memang
secara objektif tidak tampak sakit. Semua organ tubuh berfungsi normal atau
tidak mengalami gangguan. Sehat jasmani
merupakan komponen penting dalam arti sehat seutuhnya, berupa sosok manusia
yang berpenampilan kulit bersih, mata bersinar, rambut tersisir rapi,
berpakaian rapi, berotot, tidak gemuk, nafas tidak bau, selera makan baik,
tidur nyenyak, gesit dan seluruh fungsi fisiologi tubuh berjalan normal.
ü Dimensi
Spiritual
Dilihat dari
kepercayaan dan praktek keagamaan. Kesehatan spiritual dapat dilihat dari
kemampuan seseorang dalam mencapai kedamaian hati. Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang
dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap
sesuatu di luar alam fana ini, yakni Tuhan Yang Maha Kuasa misalnya dilihat
dari praktik keagamaan seseorang. Dengan perkataan lain, sehat spiritual adalah
keadaan dimana seseorang menjalankan ibadah dan semua aturan-aturan agama yang
dianutnya. Dalam masyarakat kita yang kental akan unsur spiritual , kesehatan
mental dari sisi spiritual merupakan sesuatu yang sangat penting. Dimensi spiritual
juga erat kaitannya dengan kecerdasan peyeimbang, ia berkaitan dengan gerak
jiwa secara menyeluruh. Fungsi dimensi spirtual ini adalah sebagai mediator
bagi kecerdasan intelektual dan emosional. Dengan kata lain, saat terjadi
pertentangan pandangan antara keduanya, dimensi spiritual mengakomodasi
pandangan yang berbeda tersebut.
Daftar Pustaka
·
Yustinus Semiun. OFM. 2006. Kesehatan
Mental. Yogyakarta : Kanisius
·
Siswanto. S. Psi. Msi. 2007. Kesehatan
Mental,Konsep,Cakupan dan Perkembangan. Yogyakarta : Andi.