Kesehatan
mental menjadi topik yang hangat dibicarakan akhir - akhir ini karena semakin
banyak masyarakat yang menyadari
pentingnya kesehatan fisik maupun mental dan melakukan tindakan preventif guna
memiliki kehidupan yang sehat, aktif, dan efektif.
Dalam dunia psikologi kesehatan
mental merupakan fokus utama dalam bidang ini. Banyak teori yang membahas
tentang psikologi atau mental, namun pada pembahasan ini kita akan
membahas tentang pandangan dari aliran psikoanalisis dan behavoristik
1. Psikoanalisis
Konsep
psikoanalitik tentang perilaku manusia dikembangkan oleh sigmund freud di Eropa
pada waktu yang kira – kira bersamaan dengan perkembangan behaviorisme di
Amerika serikat. Freud adalah seorang dokter, tetapi ia mempelajari tentang
perkembangan kognitif. Dalam beberapa aspek, psikoanalisisnya merupakan
campuran versi kognitif dan fisiologi abad ke-19. Khususnya freud
mengombinasikan kognisi, kesadaran, persepsi, dan memori dengan gagasan tentang
instink yang didasarkan secara biologis untuk menghasilkan teori baru tentang
perilaku manusia.
Asumsi
dasar teori freud adalah bahwa sebagian besar perilaku manusia berasal dari
proses bawah sadar (unconscious). Dengan proses bawah sadar Freud memaksudkan
keyakinan, rasa takut, dan keinginan yang tidak disadari dalam diri seseorang
tetapi tetap mempengaruhi perilakunya.
Pandangan
secara lengkap adalah
A. Kesadaran
dan ketidaksadaran
Freud berpendapat bahwa
kehidupan psikis terdiri dari kesadaran dan ketidaksadaran. Kesadaran diibaratkan
sepeti permukaan gunung es yang nampak. Jadi kesadaran itu merupakan bagian
kecil dari kepribadian. Ketidaksadaran yang merupakan bagian kecil dari gunung
es dibawah permukaan air mengandung insting – insting yang mendorong perilaku
manusia. Menurut freud ada bagian lain yang disebut prasadar. Dalam prasadar
stimulus – stimulus belum direpres, sehingga dapat dengan mudah ditimbulkan
kembali dalam kesadaran.
Selanjutnya freud
mempunyai pandangan bahwa kepribadian terdiri dari Id, Super ego, dan Ego. Id merupakan
bagian primitif dari kepribadian Id mengandung insting seksual dan insting
agresif. Id membutuhkan satisfaction dengan segera tanpa memperhatikan realitas
yang ada, sehingga oleh freud disebut prinsip kenikmatan. Ego menyesuaikan diri
dengan realitas. Sedang super ego merupakan prinsip moral, yaitu mengontrol
perilaku dalam segi moral.
B. Insting
dan kecemasan
Freud menyatakan insting
terdiri dari insting untuk hidup dan insting untuk mati. Life instink mancakup
rasa lapar, haus, dan seks ini merupakan kekuatan kreatif dan oleh freud
disebut dengan libido. Sedangkan death instink merupakan kekuatan destruktif. Hal
ini dapat ditunjukan kepada diri sendiri, menyakiti diri sendiri atau bunuh
diri atau ditunjukan keluar dalam bentuk agresi
Menurut freud ada 3 macam kecemasan
yaitu: kecemasan objektif meliputi kecemasan yang timbul akibat ketakutan
terhadap bahaya nyata, kecemasan neurotik merupakan kecemasan atau merasa takut
akan mendapatkan hukuman atas keinginan impulsif. Kecemasan moral merupakan
kecemasan yang berkaitan dengan moral, seseorang merasa cemas bila melanggar
norma – norma moral
Menurut
Freud pikiran – pikiran yang direpres atau ditekan, merupakan sumber perilaku
yang tidak normal/ menyimpang. Hal inilah yang menurut aliran ini seseorang
dikatakan tidak sehat atau menyimpang. Ketika seseorang merepres atau menekan
pikiran – pikirannya akan menimbulkan defance
machanism yaitu dorongan – dorongan primitif yang tidak dapat dibenarkan
oleh super ego dan ego. Sebaliknya orang dikatakan sehat bila dapat memanage id dan superegonya sehingga
kebutuhan primitif sejalan dengan norma yang berlaku dimasyarakat kita.
2. Behavior
Behaviorisme
sebuah aliran dalam psikologi yang didirikan oleh John B. Watson Pada
tahun 1913. Para ahli behaviorisme ingin meneliti psikologi secara objektif,
yaitu dapat diobservasi secara nyata, karena menurut mereka kesadaran tidak dapat
diobservasi secara langsung. Ia mendasarkan eksperimennya pada keadaan yang
benar – benar dapat diobservasi
Belajar
selalu ada dalam kehidupan kita. Belajar bukan hanya penguasaan suatu kemampuan
atau masalah akademik baru, tetapi juga perkembangan emosional, interaksi sosial,
dan bahkan perkembangan kepribadian. Kita belajar apa yang harus ditakuti, apa
yang harus dicintai, bagaimana harus bersikap, dan sebagainya.
Belajar
didefinisikan sebagai perubahan yang relatif permanen pada perilaku yang
terjadi akibat latihan. Belajar dapat dibagi menjadi 4 jenis yaitu: habituasi,
pengondisian operan, pengondisian klasik, dan belajar kompleks.
Riset
awal tentang proses belajar dilakukan dari perspektif perilaku. Perspektif ini
seringkali menganggap bahwa perilaku lebih baik dipahamidalam pengertian
penyebab eksternal kertimbang internal, asosiasi sederhana merupakan blok
embangun proses belajar, dan hukum belajar adalah sama untuk spesies yang
berbeda dan situasi yang berbeda.
Menurut
aliran behaviouristik manusia diciptakan bagai selembar kertas putih, dan
bagimana manusia kedepannya dipengaruhi oleh lingkungan dia berada. Jadi dalam
kaitannya dalam konsep sehat adalah bahwa seseorang yang dikatakan sehat ketika
ia mampu meyesuaikan dan beradptasi dengan lingkungan sekitar dimana ia berada
dan merupakan proses yang terjadi akibat belajar dari sekitarnya. Manusia akan
berkembang berdasarkan stimulus yang diterimanya dari lingkungan sekitarnya
Daftar Pustaka
Basuki,H. (2008).
Psikologi Umum. Jakarta: Universitas Gunadarma
Atkinson,dkk.(2010). Pengantar psikologi jilid satu. Tangerang: Interaksara