Jumat, 18 Maret 2016

konsep sehat menurut aliran psikoanalisa dan behaviouristik




Kesehatan mental menjadi topik yang hangat dibicarakan akhir - akhir ini karena semakin banyak masyarakat yang  menyadari pentingnya kesehatan fisik maupun mental dan melakukan tindakan preventif guna memiliki kehidupan yang sehat, aktif, dan efektif.
Dalam dunia psikologi kesehatan mental merupakan fokus utama dalam bidang ini. Banyak teori yang membahas tentang psikologi atau mental, namun pada pembahasan ini kita akan  membahas tentang pandangan dari aliran psikoanalisis dan behavoristik
1.      Psikoanalisis
Konsep psikoanalitik tentang perilaku manusia dikembangkan oleh sigmund freud di Eropa pada waktu yang kira – kira bersamaan dengan perkembangan behaviorisme di Amerika serikat. Freud adalah seorang dokter, tetapi ia mempelajari tentang perkembangan kognitif. Dalam beberapa aspek, psikoanalisisnya merupakan campuran versi kognitif dan fisiologi abad ke-19. Khususnya freud mengombinasikan kognisi, kesadaran, persepsi, dan memori dengan gagasan tentang instink yang didasarkan secara biologis untuk menghasilkan teori baru tentang perilaku manusia.
Asumsi dasar teori freud adalah bahwa sebagian besar perilaku manusia berasal dari proses bawah sadar (unconscious). Dengan proses bawah sadar Freud memaksudkan keyakinan, rasa takut, dan keinginan yang tidak disadari dalam diri seseorang tetapi tetap mempengaruhi perilakunya.
Pandangan secara lengkap adalah
A.    Kesadaran dan ketidaksadaran
Freud berpendapat bahwa kehidupan psikis terdiri dari kesadaran dan ketidaksadaran. Kesadaran diibaratkan sepeti permukaan gunung es yang nampak. Jadi kesadaran itu merupakan bagian kecil dari kepribadian. Ketidaksadaran yang merupakan bagian kecil dari gunung es dibawah permukaan air mengandung insting – insting yang mendorong perilaku manusia. Menurut freud ada bagian lain yang disebut prasadar. Dalam prasadar stimulus – stimulus belum direpres, sehingga dapat dengan mudah ditimbulkan kembali dalam kesadaran.
Selanjutnya freud mempunyai pandangan bahwa kepribadian terdiri dari Id, Super ego, dan Ego. Id merupakan bagian primitif dari kepribadian Id mengandung insting seksual dan insting agresif. Id membutuhkan satisfaction dengan segera tanpa memperhatikan realitas yang ada, sehingga oleh freud disebut prinsip kenikmatan. Ego menyesuaikan diri dengan realitas. Sedang super ego merupakan prinsip moral, yaitu mengontrol perilaku dalam segi moral.
B.     Insting dan kecemasan
Freud menyatakan insting terdiri dari insting untuk hidup dan insting untuk mati. Life instink mancakup rasa lapar, haus, dan seks ini merupakan kekuatan kreatif dan oleh freud disebut dengan libido. Sedangkan death instink merupakan kekuatan destruktif. Hal ini dapat ditunjukan kepada diri sendiri, menyakiti diri sendiri atau bunuh diri atau ditunjukan keluar dalam bentuk agresi
Menurut freud ada 3 macam kecemasan yaitu: kecemasan objektif meliputi kecemasan yang timbul akibat ketakutan terhadap bahaya nyata, kecemasan neurotik merupakan kecemasan atau merasa takut akan mendapatkan hukuman atas keinginan impulsif. Kecemasan moral merupakan kecemasan yang berkaitan dengan moral, seseorang merasa cemas bila melanggar norma – norma moral
Menurut Freud pikiran – pikiran yang direpres atau ditekan, merupakan sumber perilaku yang tidak normal/ menyimpang. Hal inilah yang menurut aliran ini seseorang dikatakan tidak sehat atau menyimpang. Ketika seseorang merepres atau menekan pikiran – pikirannya akan menimbulkan defance machanism yaitu dorongan – dorongan primitif yang tidak dapat dibenarkan oleh super ego dan ego. Sebaliknya orang dikatakan sehat bila dapat memanage id dan superegonya sehingga kebutuhan primitif sejalan dengan norma yang berlaku dimasyarakat kita.

2.      Behavior
Behaviorisme sebuah aliran dalam psikologi yang didirikan oleh John B. Watson Pada tahun 1913. Para ahli behaviorisme ingin meneliti psikologi secara objektif, yaitu dapat diobservasi secara nyata, karena menurut mereka kesadaran tidak dapat diobservasi secara langsung. Ia mendasarkan eksperimennya pada keadaan yang benar – benar dapat diobservasi
Belajar selalu ada dalam kehidupan kita. Belajar bukan hanya penguasaan suatu kemampuan atau masalah akademik baru, tetapi juga perkembangan emosional, interaksi sosial, dan bahkan perkembangan kepribadian. Kita belajar apa yang harus ditakuti, apa yang harus dicintai, bagaimana harus bersikap, dan sebagainya.
Belajar didefinisikan sebagai perubahan yang relatif permanen pada perilaku yang terjadi akibat latihan. Belajar dapat dibagi menjadi 4 jenis yaitu: habituasi, pengondisian operan, pengondisian klasik, dan belajar kompleks.
Riset awal tentang proses belajar dilakukan dari perspektif perilaku. Perspektif ini seringkali menganggap bahwa perilaku lebih baik dipahamidalam pengertian penyebab eksternal kertimbang internal, asosiasi sederhana merupakan blok embangun proses belajar, dan hukum belajar adalah sama untuk spesies yang berbeda dan situasi yang berbeda.
Menurut aliran behaviouristik manusia diciptakan bagai selembar kertas putih, dan bagimana manusia kedepannya dipengaruhi oleh lingkungan dia berada. Jadi dalam kaitannya dalam konsep sehat adalah bahwa seseorang yang dikatakan sehat ketika ia mampu meyesuaikan dan beradptasi dengan lingkungan sekitar dimana ia berada dan merupakan proses yang terjadi akibat belajar dari sekitarnya. Manusia akan berkembang berdasarkan stimulus yang diterimanya dari lingkungan sekitarnya

Daftar Pustaka
Basuki,H. (2008).  Psikologi Umum. Jakarta: Universitas Gunadarma
Atkinson,dkk.(2010). Pengantar psikologi jilid satu. Tangerang: Interaksara